Dahsyatnya Menyebarkan Salam
Banyak cara melejitkan perolehan pahala. Salah satunya dengan memaksimalkan ibadah lisan.
Setiap Muslim bisa melakukannya, karena ibadah lisan itu sangat mudah dan juga murah.
Salah satu ibadah lisan itu adalah mengucapkan salam. Meski terlihat sederhana, ibadah yang satu ini sarat dengan manfaat personal dan juga sosial.
Saat Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau menyampaikan empat pesan yang sangat strategis. Salah satunya adalah menyebarkan salam.
Pada kesempatan lain, Nabi SAW memastikan pentingnya salam dengan menetapkannya sebagai salah satu hak Muslim atas Muslim lainnya.
Nabi SAW bersabda, "Hak Muslim pada Muslim yang lain ada enam." Lalu Nabi SAW menyebutkan, salah satunya adalah, "Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam padanya." (HR Muslim No 2162).
Perintah di atas sekaligus menunjukkan betapa pentingnya menyebarkan salam. Salam yang menyebar sangat ampuh dalam memupuk ukhuwah dan melibas kebencian.
Syekh Albassam rahimahullah berkata, "Salam adalah penghormatan yang suci dan penuh berkah. Ia merupakan pengikat cinta, kasih sayang dan ukhuwah sesama Muslim." (Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram, 7/322).
Ketika terjadi sengketa hati, maka salah satu penawarnya adalah mengucapkan salam. Ucapan salam menjadi penanda berakhirnya boikot dan memulihkan cinta antar sesama Muslim.
Nabi SAW bersabda, "Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian sebuah amal yang bila kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian." (HR Muslim).
Salam juga sumber pahala yang sangat menggiurkan. Imran bin Hushain menceritakan, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berucap, 'Assalaamu 'alaikum.'
Lalu Nabi SAW menjawabnya, kemudian ia duduk. Maka Nabi SAW bersabda, 'Sepuluh.'
Kemudian datang orang lain dan mengucapkan, "Assalamu ‘alaikum warahmatullah.' Beliau menjawabnya, lalu ia duduk. Nabi SAW bersabda, 'Dua puluh.'
Kemudian datang orang lain dan mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh.' Beliau menjawabnya, lalu ia duduk.
Nabi SAW bersabda, 'Tiga puluh'." (Riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi beliau mengatakan, hadis Hasan).
Selain menjelaskan pahala salam, hadis di atas juga menegaskan lafaz salam yang tidak tergantikan oleh lafaz lain. Sama persis lafaz-lafaz ibadah lainnya yang tidak tergantikan oleh lafaz lain meski memiliki makna yang sama.
Informasi tentang kedahsyatan manfaat salam juga menegaskan, seorang Muslim tak butuh dengan salam buatan manusia. Apalagi jika salam itu berasal dari agama lain, maka wajib dihindari.
Sebab, salam bukan ucapan biasa. Di dalamnya terdapat doa yang merupkan inti dari ibadah.
Prinsip dalam ibadah adalah mengikuti petunjuk Nabi SAW. Tidak ada ibadah kompilasi dan kolaborasi dengan ibadah pemeluk agama lain.
Nabi SAW sempat ditawari tetapi Allah SWT menolak tawaran itu dengan lugas, “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS al-Kafirun: 6).
Sumber: https://republika.id/posts/54242/dahsyatnya-menyebarkan-salam